Pernah dengar istilah "Think different" , memang tidak dapat dipungkiri sikap, respon serta tanggapan kita terhadap suatu situasi berpengaruh besar terhadap ending dari situasi itu sendiri. Oleh karena itulah kita harus berpikir dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang (Think different), atau think out of box (ya iyalah, secara mana ada mausia yang bepikir dalam kotak, dimana-mana orang bepikir ya didalam otak). Bicara tentang think different, gue jadi teringat sebuah cerita yang gue sendiri lupa dapet dari siapa, tapi ini gue dapet sekitar tahun 2010-an.
"Penasara ceritanya gimana?"
"Penasara ceritanya gimana?"
Sabar ya, ceritanya baru dimulai sejam lagi, heheh,,
Pada suatu hari (ini mah gaya gue becerita waktu SD dulu), ada seorang ayah yang merupakan pengusaha sukses, ia memiliki dua orang putra, sang ayah telah lama sakit-sakitan. Karena sang ayah sudah tidak mampu lagi untuk menjalankan bisnisnya, ia menyerahkan pengelolan dua buah toko yang di milikinya, masing-masing kepada kedua putranya karena ia merasa kedua putranya telah memiliki cukup bekal untuk meneruskan bisnisnya, dimana kedua toko yang dimiliki sang ayah itu terletak di dua tempat starategis namun beda lokasi.
Suatu hari sakit sang ayah kian parah, sebelum meninggal sang ayah berwasiat kepada kedua putranya, ia memberikan 3 pesan penting yang harus dijalankan oleh kedua anaknya:
1. Kalian harus tekun dalam menjalankan usaha.
2. Selalu bersedekah kepada fakir miskin.
3. Saat menjalankan usaha nanti kalian tidak boleh terkena oleh sinar matahari langsung.
Kedua anaknya berjanji akan menjalankan wasiat itu, beberapa hari setelah sang ayah meninggal kedua anak ini mulai melakukan kegiatan rutinnya yaitu menjalankan bisnis yang telah diwariskan oleh sang ayah kepada mereka, tentunya dengan menjalankan wasiat yang telah diberikan oleh ayahnya.
Kedua putranyapun mejalankan bisnis itu dengan tekun, biasanya sewaktu ayah mereka masih hidup, sang ayah selalu membuka toko pada pukul tujuh. Putra kedua memutuskan untuk membeli sebuah mobil yang digunakan sebagai kendaraan untuk pergi ketokonya, karena jarak antara toko dan rumah yang lumayan jauh, serta untuk menjalankan wasiat diberikan sang ayah agar ia tidak terkena matahari langsung, kedua putranyapun selalu bersedekah kepada fakir miskin.
Hari berganti hari, bualan berganti bulan, seiring berjalan waktu putra keduapun mulai mengalami penurunan pendapatan, hingga akhirnya ia harus gulung tikar karena sudah tidak memiliki modal lagi. Namun tidak demikian halnya dengan sang kakak (putra pertama).
Kedua putranyapun mejalankan bisnis itu dengan tekun, biasanya sewaktu ayah mereka masih hidup, sang ayah selalu membuka toko pada pukul tujuh. Putra kedua memutuskan untuk membeli sebuah mobil yang digunakan sebagai kendaraan untuk pergi ketokonya, karena jarak antara toko dan rumah yang lumayan jauh, serta untuk menjalankan wasiat diberikan sang ayah agar ia tidak terkena matahari langsung, kedua putranyapun selalu bersedekah kepada fakir miskin.
Hari berganti hari, bualan berganti bulan, seiring berjalan waktu putra keduapun mulai mengalami penurunan pendapatan, hingga akhirnya ia harus gulung tikar karena sudah tidak memiliki modal lagi. Namun tidak demikian halnya dengan sang kakak (putra pertama).
Lah kok bisa, Ada apa dengan sang kakak,,? Apakah dia ngepet,,? Dukun sakti mana yang dia kunjunginya,?
Haha, ha, sabar (jangan main hakim sendiri), tentu saja sang kakak tidak melakukan hal musrik itu, sang kakak sama seperti sang adik, ia juga menjalankan bisnisnya sesuai dengan wasiat sang ayah, ia juga rajin bersedekah kepada fakir miskin, dan juga menjaga agar ia tidak terkena sinar mata hari langsung saat berangkat dan pulang toko.
"Mau tau apa rahasia sang kakak,,?"
"Mau tau..."
"Mau tau..."
Inilah yang disebut bagaimana berikir diluar pikiran kebanyakan orang, jika sang adik membeli mobil untuk menghindari agar ia tidak terkena sinar mata hari langsung, maka sang kakak selalu berangkat ketoko pagi-pagi sekali sebelum fajar menyingsing, dan pulang malam saat semua toko yang lain telah tutup.
Dengan begitu toko sang kakak adalah toko yang paling pertama buka, dan yang paling terakhir tutup, sehingga banyak pelanggannya jika dibandingkan dengan toko yang lain, sekaligus dia pulang dan pergi ketoko tidak terkena sinar matahari langsung, karena berangkat sebelum fajar terbit dan pulang setelah mata hari terbenam.
Dengan begitu toko sang kakak adalah toko yang paling pertama buka, dan yang paling terakhir tutup, sehingga banyak pelanggannya jika dibandingkan dengan toko yang lain, sekaligus dia pulang dan pergi ketoko tidak terkena sinar matahari langsung, karena berangkat sebelum fajar terbit dan pulang setelah mata hari terbenam.
Hal ini berbeda dengan sang adik yang beroperasi sama dengan kebanyakan toko yang lainnya, sehingga tidak ada yang membuatnya berbeda dengan toko-toko yang lainnya.
4 comments :
Eeeh..ceritanya menarik, bener..tinggal bagaimana kita menyikapi/mengartikan sesuatu..itu yang bikin kita berbeda :)
cerita sangat menarik, kalo tips no 1 dan 2sdh biasa kita dengar, tapi kalo no 3 baru nich .... hebat juga tuch idenya.
@irly; Bner mbak
@Haryanti; Stuju buk, justru dinomor 3 yang menjadi tantangan terbesar bagi kedua anaknya.
jadi harus jeli ketika memperoleh nasehat, karena nasehat itu kadang disalah artikan..
nice story btw, penuh moral cerita.
Post a Comment
Leave a Comment...