Networking, Opensource and Experience

top line

Lempar BlackBerry: Nasionalisme atau Olok-olok Belaka

Pengguna ponsel BlackBerry di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, hal inilah yang menjadi patokan bagi pemerintah indonesia untuk memberikan perintah kepada RIM agar membuat data centernya dan servernya di Indonesia, bahkan RIM diberi batasan hingga akhir 2011[1].

Pabrik Jauh Lebih Baik dari Sekedar Data Center dan Server
Mungkin membangun pabrik di Indonesia jauh lebih menguntungkan dari membangun data center dan server di Indonesia, karena bisa menyerap tenaga kerja Indonesia, namun RIM telah memutuskan untuk membangun pabriknya di Malaysia. 
Jauh atau dekatnya data center mungkin tidak akan menjadi pengaruh besar bagi pengguna, selama kapasitas jaringan server itu baik maka pelayanan paket datapun pasti akan baik, begitupun sebaliknya meskipun data center dan server sudah sangat dekat, tapi kapasitas jaringan server itu jelek maka pelyanan data pastiakan mengalami masalah.
Yang menjadi catatan penting adalah, untuk kualitas jaringan internet di indonesia masih sangat jauh dari standar TIER 3 data center[2], dan kebanyakan kontent yang diakses oleh user adalah, google, yahoo, youtube, dll jadi tetap saja trafficnya ke internasional, kecuali server-server itu berada di Indonesia baru tarif internet bisa menjadi murah.
Aksi Lempar BBpun Menyeruak
Beberapa hari yang lewat kembali saya membaca beberapa artikel yang membicarakan tentang aksi pelemparan BlackBerry yang dihubung-hubungka dengan nasionalisme, bahkan dibeberapa artikel yang saya baca aksi pelemparan BlackBerry itupun dilindungi oleh undang-undang[3].
Walaupun tidak ada paksaan terhadap pengguna BlackBerry untuk mengikuti kasi ini, rasanya kurang pas kalaw aksi pelemparan BlackBerry itu digadang-gadangkan sebagai bentuk nasionalisme.
Pertama, secara logika para pengguna BlackBerry akan merasa sayang jika BlacBerry yang pereka punya yang harganya jutaan rupiah. Yang mungkin mereka beli untuk menyatakan satatus sosial mereka, kemudian dilemparkan begitu saja dalam aksi itu, saya rasa untuk melemparkan gorengan yang harganya seribu rupiah saja mungkin lebih baik dimakan, kecuali gorengan itu tidak enak.
Kedua, seberapa efektifkan aksi ini nantinya, jika keefektifan aksi ini tidak membuahkan hasil apapun, saya hanya kasihan, mereka telah berkorban dengan melemparkan BBnya tapi tidak menghasilkan keutusan apapun.
Ketiga, RIM sudah berhasil menolak ancaman-ancaman permintaan dari regulator serta ancaman dari pemerintah, apakah yakin dengaaksi tersebut RIM akan melunak.
Keempat, mungkin ini bisa dibilang kunci utamanya, karena yang mengikuti aksi ini hanya pengguna BelckBerry, apakah pengguna BB benar-benar peduli dengan data center dan server di bangun di indonesia, toh selama ini layanan RIM lancar-lancar saja.
Aksi pelemparan BlackBerry, bukanlah jalan terbaik untuk memaksa RIM membangun data center dan server di Indonesia, jangan sampai aksi ini tercatat di Museum Rekor Indonesia sebagai aksi buang-buang harta akhir tahun. Kitapun harus sadar, masih banyak hal-hal yang negara ini harus benahi lagi, agar para vendor mau membangun pabri, data center dan servernya di Indonesia, bukanny saya mendukung RIM tapi inilah kenyataannya.

Reference:

Zikrillah

An ordinary person who use a keyboard to print a word on his screen, "an experienced keyboard user".

3 comments :

Rawins said...

indonesia pengguna terbesar
sayang dari 10 pengguna hanya 4 yang digunakan untuk kepentingan kerja
mau lempar mah lempar saja gausah mikirin nasionalisme segala
seolah nasionalisme itu cuma sebatas blekberi doang dan ga menyentuh hal lain seperti korupsi misalnya...

Ely Meyer said...

aku malah baru tahu ttg aksi lempar melempar ini, emang sudah nggak ada cara lainya ?

Asuc said...

lempar aja

Post a Comment

Leave a Comment...