Gak kerasa udah bulan april, dan alhamdulillah kemaren BBM gak jadi naik, hayo siapa yang kmaren ikutan demo penalokan kenaikan BBM acungkan kakinya. Ini pengelaman gue, kalo lo idup di jakarta lo pasti tau dan pernah ngerasain naik angkutan yang namanya trans jakarta, kejadian ini gue alami saat loooong weekend kemaren, memamfaatkan long weekend kemarin gue memutuskan buat jalan ke Gramedia yang di matraman, lagi ngejar promo buku murah, alhamdulillah dapat beberapa buku dan beberapa novel bagus dengan harga murah, dapat potongan sampai 50%, sampai saat ini buku-buku itu masih belum sempat gue sentuh dan masih terpajang manis di rak buku.
TransJakarta, salah satu angkutan favorit gue (Rp 3.500 bisa keliling jakarta coy), ketika bepergian melintasi ini, apalagi kalau bukan karena segi ekonomisnya :), ya TransJakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bus Way, gue juga gak tau kenapa itu disebut Bus Way, jelas-jelas di Bus itu terpampang tulisan TransJakarta, sedangkan Bus Way itu jalur busnya.
TransJakarta yang hadir dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta solusi-solusi yang matang pada perencanaannya, namun minus pada saat pelaksanaan dilapangan. Hal ini terlihat jelas, mulai dari pemberlakuan area khusus wanita serta memajang tulisan penumpang maksimal 85 orang, walau pada akhirnya tidak ada yang peduli dengan aturan ini.
Tidak jarang yang tadinya area khusus wanita kemudian ditempati oleh laki-laki, tidak ada lagi yang peduli dengan aturan-aturan itu, kenyamana yang tadinya ditawarkan dengan kehadiran angkutan inipun akhirnya lenyap tak bersisa, yang ada hanyalah sebuah angkutan masal sejenis namun sedikit lebih berkelas karena menggunakan AC, serta memiliki jalur khusus, itupun kalau tidak diserobot oleh pengguna kendarana pribadi.
Begitu banyak himbauan yang terpampang di jendela Bus, namun siapa peduli, himbauan itu tak ayal hanya sebagai selogan-selogan untuk memperindah tampilan bus tersebut, termasuk salah satunya himbauan yang menurut saya sedikit rancu, di sana tertulis Max 85 orang.
Melihat penumpang yang begitu membludak diatas TransJakarta yang gue naiki untuk pulang itu, maka gue berasumsikan bahwa tulisan Max 85 orang itu bukanlah total seluruh penumpang di dalam bus itu, melainkan total penumpang yang berdiri, maka dengan begitu jika ada yang komplen dengan penumpan yang terlalu penuh tentu tidak bisa, hal ini disebabkan tulisan Max 85 orang itu tidak spesifik.
Berangkat pagi - pulang sore, ini dia masalah yang selalu gue hadapi, ketika ingin pergi membeli buku, jadi benar-benar harus menyediakan waktu khusus untuk pergi membeli buku, padahal libur lho, inilah jakarta dengan segala kedamaian dalam kebisingannya, dimana waktu adalah segalanya, dan jarum jam terasa bergerak lebih cepat dari biasanya.
TransJakarta, salah satu angkutan favorit gue (Rp 3.500 bisa keliling jakarta coy), ketika bepergian melintasi ini, apalagi kalau bukan karena segi ekonomisnya :), ya TransJakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bus Way, gue juga gak tau kenapa itu disebut Bus Way, jelas-jelas di Bus itu terpampang tulisan TransJakarta, sedangkan Bus Way itu jalur busnya.
TransJakarta yang hadir dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta solusi-solusi yang matang pada perencanaannya, namun minus pada saat pelaksanaan dilapangan. Hal ini terlihat jelas, mulai dari pemberlakuan area khusus wanita serta memajang tulisan penumpang maksimal 85 orang, walau pada akhirnya tidak ada yang peduli dengan aturan ini.
Tidak jarang yang tadinya area khusus wanita kemudian ditempati oleh laki-laki, tidak ada lagi yang peduli dengan aturan-aturan itu, kenyamana yang tadinya ditawarkan dengan kehadiran angkutan inipun akhirnya lenyap tak bersisa, yang ada hanyalah sebuah angkutan masal sejenis namun sedikit lebih berkelas karena menggunakan AC, serta memiliki jalur khusus, itupun kalau tidak diserobot oleh pengguna kendarana pribadi.
Begitu banyak himbauan yang terpampang di jendela Bus, namun siapa peduli, himbauan itu tak ayal hanya sebagai selogan-selogan untuk memperindah tampilan bus tersebut, termasuk salah satunya himbauan yang menurut saya sedikit rancu, di sana tertulis Max 85 orang.
Melihat penumpang yang begitu membludak diatas TransJakarta yang gue naiki untuk pulang itu, maka gue berasumsikan bahwa tulisan Max 85 orang itu bukanlah total seluruh penumpang di dalam bus itu, melainkan total penumpang yang berdiri, maka dengan begitu jika ada yang komplen dengan penumpan yang terlalu penuh tentu tidak bisa, hal ini disebabkan tulisan Max 85 orang itu tidak spesifik.
Lagi pula siapa yang peduli dengan tulisan Max 85 orang itu, para penumpang yang mau naikpun pasti akan tetap memaksa untuk masuk, meskipun bus sudah penuh, yang penting bagi mereka sampai ditujuan, alasan lainnya adalah mereka juga malas untuk menunggu bus berikutnya yang belum pasti datang 5 atau 10 berikutnya dan juga belum tentu kosong, gue aja nunggu bus berikutnya nyaris sampai 40 menit, jadi ya sama-sama berbagilah, toh sama-sama bayar juga kan :D.
Maka jangan heran kalau kemudia terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjepit pintu bus, berdesakan-desakan, bahkan terjatuh ketika turun karena berebut dan saling mendorong, serta sampai terjadi pelecehan seksual, wajar saja hal ini terjadi jika kondisi nya seperti itu.
Maka jangan heran kalau kemudia terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjepit pintu bus, berdesakan-desakan, bahkan terjatuh ketika turun karena berebut dan saling mendorong, serta sampai terjadi pelecehan seksual, wajar saja hal ini terjadi jika kondisi nya seperti itu.
![]() |
Sempet"in ngambil foto |
No comments :
Post a Comment
Leave a Comment...