Sebelum menlanjutkan membaca materi Dynamic Routing yang ke dua, silahkan baca terlebih dahulu materi Dynamic Routing yang pertama disini. Pada pembahasan dynamic routing #2 ini kita masing menggunakan topologi yang sama dengan yang kita gunakan pada pembahasan Dynamic Routing #1
Hop Count
"Merupakan jumlah lompatanan atau router yang dilewati dari source menuju ke destination". Sebagai contoh dari router Zikri untuk menuju network 192.168.5.0 akan memiliki nilai hop-count 1 jika paket dikirimkan melalui interface 192.168.3.1 (melewati router Susi) dan akan memiliki nilai hop-count 2 jika paket dikirimkan melalui interface 192.168.1.1 (melewati router Ali dan Susi). Dengan asusmsi jika metrik yang dipertimbangkan hanya hop-count saja, maka route terbaik yang dipilih adalah yang memiliki nilai hop-count paling kecil.
Bandwith
Metrik bandwith akan dipilih yang memiliki nilai paling besar, tetapi bandwith itu sendri bukanlah merupakan metrik yang bagus untuk mengambil keputusan. Bagaimana jika satu atau keduanya link T1 memiliki beban yang berat? atau bagaimana jika jalur yang memiliki bandwith yang lebih besar tetapi memiliki delay yang tinggi juga?
Load
Metrik ini mencerminkan jumlah dari properti jalur yang dilalui. Jalur terbaik adalah jalur yang memiliki nilai load yang paling kecil.
Tidak seperti hop-count dan bandwith, jika nilai pada router berubah maka nilai metrik juga akan ikut berubah. Disini harus menjadi titik fokus kita, jika metrik terlalu sering berubah, maka route atau jalur akan berubah-ubah juga. Perubahan yang sering terjadi akan memiliki dapak yang signifikan pada CPU router, bandwith dari data link dan kestabilan network secara keseluruhan.
Delay
"Waktu yang dibutuhkan paket untuk mencapai router". Sebuah routing protokol menggunakan delay sebagai matrik untuk menentukan jalur terbaik dengan memilih nilai delay yang paling kecil. Terdapat banyak cara untuk mengukur delay. Delay itu sendiri tidak hanya sebatas nilai delay dari rute itu sendiri, namun juga dipengaruhi beberapa faktor seperti route latency dan queuing delay. Dengan kata lain, nilai delay dari routing tidak dapat diukur secara keseluruhan.
Reliability
"Keandalan mengukur kemungkinan bahwa link tersebut akan gagal dalam beberapa cara dan dapat berupa variabel atau tetap". Contoh dari variabel-reliability metrik adalah lama waktu dari link yang gagal, atau jumlah link error yang terjadi selama priode waktu tertentu. Fixed-reliability metrik berdasarkan pada pengetahuan dari kualitas link yang ditetapkan oleh network administrator. Jalur dengan nilai reliability akan dipilih sebagai jalur terbaik, dengan kata lain reliability bisa dikatakan tingkat kepercayaan terhadap suatu jalur.
Cost
Metrik ini dikonfigurasi oleh network administrator untuk menunjukkan jalur yang disukai atau tidak disukai. Cost dapat didefinisikan oleh peraturan tertentu atau karakteristik link atau bisa ditentukan secara sewenang-wenang oleh adminis trator.
Convergence
Sebuah routing protocol dinamis harus memasukkan sejumlah prosedur untuk router agar menginformasikan kepada router lainnya network yang terhubung secara langsung kepada dirinya, menerima dan memproses informasi yang sama dari router lainnya dan meneruskan informasi yang diterima kepada router lainnya.
Keseluruhan proses penyebaran, penyaluran informasi routing serta penentuan jalur terbaik pada routing tabel ini yang disebut dengan convergence. Waktu yang dibutuhkan dari penyebaran informasi sampai perhitungan jalur terbaik pada routing tabel disebut dengan convergence time.
Load balancing
"Merupakan pendistribusian trafik pada dua atau lebih jalur yang menuju pada router atau tujuan yang sama", hal ini sudah dibahas pada floating static route, silahkan baca disini.
No comments :
Post a Comment
Leave a Comment...