Lebih parah waktu itu ada salah satu stasiun TV swasta menanyakan tentang pemimpin RI di tahun 2014 kepada juru ramal berdasarkan salah satu metode ramalan, wow ?? milih pemimin yang pake suara rakyat aja brantakan apa lagi pakai ramalan.
Mulai dari shio, primbon, dan masih banyak lagi metode yang dipakai, menurut gue percaya terhadap ramalan adalah suatu yang aneh dan ngak bisa dicerna oleh logika sama sekali, selain karena memang dalam ajaran agama yang gue yakini hal ini sangat dilarang "Syirik". Oh ya, sedikit gue perjelas definisi syirik itu bukan hanya mempercayai selain Allah, tapi "meminta dan memohon pertolongan kepada benda atau zat yang tidak memiliki kekuasan terhadap hal yang kita minta tersebut".
Hanya Tuhan yang Maha mengetahu atas segala sesuatuNamun uniknya dari tahun ketahun ramalan malah makin digandrungi oleh masyarakat terutama mereka para remaja, hal itu bisa di liat dari jumlah follower tweet ramalan lebih banyak jika dibandingkan follower pemuka agama.
Dulu sekitar tahun 2010 gue pernah nemu buku Quantum Ikhlas di toko gramedia di padang, tertarik akhirnya gue beli, kurang lebih isi buku tersebut menyatakan bahwa "apa yang kita dapatkan adalah apa yang kita fokuskan bukan apa yang kita inginkan" yang biasa disebut dengan "Hukum tarik menarik".
Simpel contohnya seperti ini;
Si fulan bercita-cita menjadi seorang Psikolog, dia ingin sekali menjadi Psikolog namun dia ragu akan kemampuan dirinya sendiri, dia takut gagal, sepanjang hidup dia selalu memikirkan bagaimana jika dia gagal menjadi seorang Psikolog, dan akhirnya bisa di tebak si Fulan berhasil, ya, dia berhasil Gagal menjadi Psikolog yang dia inginkan itu.
Dari contoh diatas bisa kita lihat sebenarnya yang menjadi fokus si fulan itu selama hidupnya bukan cita-citanya melainkan dia fokus kepada kegagalan dirinya untuk menjadi seorang Psikolog. Sesuai dengan konsep tadi, apa yang kita fokuskan itulah yang kita dapatkan :D.
Gue yakin semua orang setuju dengan hukum tarik menarik tersebut, bahkan sekarang banyak buku yang mengunggkapkan hal tersebut, banyak buku yang mulai menggali tentang pengaruh pikiran, buku-buku itu bisa kita temui dengan mudah ditoko buku manapun saat ini.
Lantas apa hubungannya dengan ramalan ?
Ok, sekarang kita ambil contoh lagi.Suatu hari lu pergi ke salah satu peramal dan peramal mengatakan "mas/mbak berdasarkan penerawangan(udah kayak meriksa duit pake ditrawang) saya hari ini adalah hari sial anda", perhatikan, seketika otak kita langsung akan berfokus pada kesialan, meskipun kita berusaha mengatakan "ramalan itu ngak benar, peramal tadi pasti salah terawang", semakin kita menentangnya malah membuat otak kita semakin berfokus pada kesialan, dan hasilnya bisa ditebak satu hari itu otak kita akan fokus untuk melihat kesialan yang kita alami, sesuai dengan "Hukum tarik menarik" akhirnya kita berhasil merasa hari ini adalah hari kesialan kita.
Hal itu membuat kita berfikir "wah bener kata peramal tadi, hari ini adalah hari sial gue", sayangnya siklus itu tidak hanya berhenti sampai disitu kawan, hal ini akan membuat kita datang lagi untuk yang ke 2, 3 dan seterusnya sampai kita benar-benar yakin bahwa ramal itu benar, dan dari titik ini kita mulai menggantungkan hidup kita dengan ramalan, dan mempercayainya, inilah kemudian yang di sebut Syirik dalam islam mas/mbak broh, tanpa disadari kita udah melakukannya.
Ketika dikatakan bahwa ngak ada gunanya membaca/mempercayai ramalan maka berbagai reaksi pasti muncul salaha satunya dan yang paling sering adalah kan cuma iseng, kalau iseng-iseng aja apa tetep ngak boleh ?
Kenapa ngak boleh percaya sama yang namanya ramalan?
+ Syirik mas/mbak broh
Karena gue muslim maka gue bakal ngulas nya dari sudut pandang agama yang gue yakini, justru disini kerennya ISLAM menurut gue, agama islam itu mengedepankan sikap preventif bagi umatnya, bukannya kita terbiasa mendengarkan selogan "Mencegah lebih baik dari pada mengobati", ya islam melarang umanya untuk melakukan itu agar tidak jatuh kepada syirik, lihat betapa mudahnya kita jatuh kepada syirik melalui ramalan, ketika kita meyakininya maka otomasih udah masuk syirik.
"Ah itu kan masalah hati, kita cuma baca/tanya aja, ngak meyakini".
Justru karena masalah hati makanya lebih baik dihindari, karena soal keyakinan hati ngak tampak secara kasat mata. Liat lagi contoh diatas, meski ngak meyakini, namun otak kita jadi terus terpaku kesitu, lama-lama jadi percayadeh :D.
Gue pikir kalau cuma mau iseng mah masih banyak iseng yang lain, iseng ngerjain tugas, iseng baca Qur'an, iseng ngerjain skripsi, masih banyak iseng yang jelas mamfaatnya kawan.
+ Peramal ngak bisa ngeramal nasibnya sendiri
What??
Hmm, jangan-jangan lu baru tau kalau tukang ramal itu ngak bisa ngeramal dirinya sendiri(face palm). Dulu gue punya pemikiran "Kalo bener peramal itu bisa ngebaca nasibnya sendiri" harusnya peramal itu hidupnya lebih bagus, karena dia bisa ngeramal pastinya tau dong apa yang bakal terjadi, jadi bisa diantisipasi sebelumnya.
Belakangan waktu gue ladi denger radio Prambors pada acara iseng ah hostnya iseng nelpon peramal lalu hostnya nanya "peramal bisa ngak ngeramal nasibnya sendiri ?" dan peramalnya ngejawab "ngak bisa" nah lo :0.
Kalau yang ngeramal aja ngak bisa ngeramal nasib nya sendiri ngimana lu mau mempercayai hasil ramalannya.
Bagi gue, kalau peramal ngak bisa ngeramal nasibnya sendiri ini sama kayak kasus dukun yang bilang kalau dia bisa menggandakan duit orang, yang sempat jadi headline berita. Kalau tu dukun bisa menggandakan duitnya ngapain dia ngak gandain duitnya aja, terus duduk sambil goyang-goyang kaki seumur hidup, uang udah banyak gini.
+ Kalau udah kronis lu jadi ngak produktif
Kalau kita udah bergantung sama yang namanya ramalan, kita bisa jadi ngak produktif, mau ngelakuin A ngak jadi karena menurut ramalan lu ngak cocok ngerjain pekerjaan itu, haha, gue jadi inget iklan sms primbon dulu yang bilang "bapak ngak ngak cocok kerja di air" ya iyalah manusia nama cocok di air, ikan kali :D.
Jadi pembenaran terhadap ramalan itu jika dilihat dari "Hukum tarik menarik" tersebut hanyalah perubahan fokus semata. Ramalan yang boleh diliat itu cuma ramanlan cuaca, biar lu ngejemur bajunya ngak disaat hujan :D.
Are you muslim? Lanjut baca..
Diatas udah ada penjabaran secara logika kalau ramalan itu ngak ada gunanya, kecuali ramalan cuaca. Maka kalau di islam itu ada istilah "ada dalil kerjakan tak ada dalil tinggalkan", jadi ngak bisa bilang ini itu salah seenaknya.Berikut ini beberapa dalil yang menyatakan tentang larangan itu:
“Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara gaib kecuali Allah saja.” (An-Naml: 65)Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda;
Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad no. 9532, hasan)
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no. 2230)Maksud tidak diterima shalatnya selama 40 hari dijelaskan oleh An Nawawi:
“Adapun maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidak mendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajiban shalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.” (Syarh Muslim, 14: 227)
Jadi, masih percaya ramalan ?
2 comments :
Thanks nice post
Ulasan yang bagus sob... kita setiap hari tidak lepas dari yang namanya percaya, yang Ghaib itu pada tingkatan tertinggi hanya satu Allah, kita bisa mempercayai sesuatu kalau kita sudah memahaminya. pada level bawah masih banyak ghaib yang lain yang wajib kita percayai karena tidak bisa merasakan energinya secara langsung, para jin, malaikat dan makhluk Allah yang lain yang belum mampu tertangkap indera yang lain. proses kepercayaan adalah biarpun tidak tahu dia bisa percaya, tapi belum tentu dia beriman, karena percaya adalah tahapan awal orang menuju keimanan. dan orang beriman pasti orang yang berilmu. dan orang berilmu pasti berlogika. ketika orang tidak bisa melogika, itu tandanya orang yang belum berilmu. ramalan tidak boleh kita percayai, namun sebaliknya sebagai referensi khasanah keilmuan bila diproses dengan benar. yang salah adalah datang pada sesama makhluk dan lebih mempercayai makhluk dari pada firman Allah. keep a good post sob....
Post a Comment
Leave a Comment...